Belajar dari Pengalaman Hidup Won In-jae dalam Drama "Start-Up"



Dekati tahun akhir 2020, banyak drama korea-drakor bagus yang banyak muncul. Drama korea itu seperti udara segar yang menyejukan beberapa pencinta sinetron asal Korea Selatan itu di periode wabah Covid-19 ini.


Beberapa salah satunya ialah sinetron "Tale of the Nine Tailed" yang disiarkan program Viu, ada juga sinetron "18 Again" yang pernah saya buat jadi artikel seputar dua minggu lalu dengan judul "Drama korea Hits 18 Again dan Pelajaran Hidup Bernilai yang Dapat Diambil".


Tetapi yang paling fantastis pasti ialah drama korea dengan judul "Start-Up" yang paling ramai dibicarakan. Sinetron yang tampil di Netflix ini menggamit deretan nama terkenal dimulai dari Bae Suzy, Nam Joo-hyuk, Kim Seon-ho, sampai Kang Han Na.


Sinetron Start-Up mengusung topik usaha dari pemikiran yang unik dan dekat sama fakta di atas lapangan, hingga pemirsa juga bisa rasakan segi sesuai kenyataan dari film itu. Sinetron itu fokus pada Search engine optimization Dal-mi yang dimainkan Bae Suzy, yang bercita-cita jadi CEO sehebat Steve Jobs dan Mark Zuckerberg.


Dalam perjalanannya jadi seorang CEO, Search engine optimization Dal-mi didampingi Nam Do-san (Nam Joo-hyuk) selaku rekanan satu teamnya yang pakar dalam sektor IT dan Matematika, tetapi benar-benar anjlok di bagian sosial dan bahasa. Mereka berkompetisi dengan Won In-jae (Kang Han Na), yang dikisahkan selaku kakak kandungan dari Search engine optimization Dal-mi.


Banyak yang mengagumi akan figur Search engine optimization Dal-mi sebab figurnya yang tidak mudah menyerah, giat belajar, dan terus optimis pada opsi yang dibikinnya. Akhirnya, banyak pemirsa yang takjub akan figur Search engine optimization Dal-mi di film itu.


Tetapi ada sesuatu hal bagus yang saya tangkap sepanjang melihat sinetron itu. Hal tersebut terkait dengan figur Won In-jae yang cukup "underrated" di drama korea itu alias kurang dikasih animo. Walau sebenarnya menurut saya, beberapa hal yang dapat didalami dari Won In-jae di sinetron ini. Berikut 5 life lesson yang dapat kita dalami dari figur Won In-jae.


1. Berani Keluar Dari Zone Tenteram


Hidup tenteram dibarengi dengan semua keringanan dan sarana eksklusif dari ayahnya, rupanya tidak membuat Won In-jae berbahagia dengan hidupnya. Sesudah tahu dia cuman digunakan ayah tirinya, dia tidak tinggal diam.


In-jae lalu membuat pengakuan menonjol di muka ayah dan mitra ayahnya di mana dia menjelaskan dengan keras jika "Jadi CEO tiada saham seperti permen karet sisa". Ya, jika dalam peribahasa di Indonesia biasa kita mengenal dengan "Habis manis sepah dibuang".


Tidak pengin jadi "Permen karet sisa", In-jae lalu tergabung dengan "SandBox" (Perusahaan investasi yang mendanai usaha start up), dengan arah membangun perusahaannya sendiri dan keluar dari bayangan ayahnya. Walau tidak gampang, Won In-jae masih optimis dengan kekuatannya dan tegar keluar dari zone tenteramnya.


2. Keluarga Dapat Jadi Lawan Waktu Menjalankan bisnis


bermain slot dengan strategi pilihan sendiri Dari Won In-jae kita belajar, jika tidak perduli bahkan juga bila keluarga sekalinya, usaha teruslah usaha. Ini dapat nampak ayahnya (ayah tiri) Won In-jae "buang" dianya otomatis ke Amerika untuk mengurusi perusahaan cabangnya di situ, sesudah In-jae sukses membesarkan perusahaan pusatnya di Korea.


Ayah tiri In-jae yang mengetahui benar kompetensi In-jae seperti apakah, membuat berusaha keras dengan alasan "uang keluarga ialah uang bersama". Tetapi untungnya ibu kandungan In-jae mengetahui hal itu dan cepat menyadarkan putri bungsunya itu.


Fakta itu juga sebagai fondasi dari kemauan baja Won In-jae waktu masuk perusahaan "SandBox", supaya tidak perlu kembali tergantung ke ayahnya dan dapat jalani hidupnya sendiri dengan tenteram. Sebab sama seperti yang kita ketahui, jika ayah tiri In-jae terus memerintah dianya dan ibunya lakukan suatu hal saat sebelum memberikan mereka uang. Jika dengan bahasa usaha, "Give and Take".


3. Uang dan Jaringan ialah 2 Hal Kunci dalam Usaha


Kepuasan dan penderitaan dari uang dan jaringan di dunia usaha, ke-2 nya telah dirasa oleh Won In-jae. Tetapi karenanya juga, In-jae jadi belajar suatu hal yaitu usaha keras.


Waktu In-jae mengawali usahanya, dalam waktu cepat saja dia dapat meraih status CEO "Morning Grup", salah satunya perusahaan terpopuler di Korea punya ayahnya. Dia tidak perlu repot cari dana investasi dan berusaha dari bawah, karena uang dan kekuasaan ayahnya.


Tetapi waktu mengawali usahanya sendiri di "SandBox", In-jae memahami benar bagaimana rasa-rasanya mengawali dari bawah. Dia bahkan juga terima penampikan dari Nam Do-san dan teman-teman waktu dibawa tergabung ke In-jae Company. Pasti di perusahaan ayahnya, tidak bakal ada yang berani menampik perintahnya.


Jadi dapat disebut penampikan dari Do-san dkk ialah yang pertama buatnya. Tetapi dari penampikan itu, In-jae malahan lebih terpacu untuk membuat team yang lebih bagus dari Do-san dan Dal-mi.


Kutipan episode itu seolah menerangkan jika kita tidak punyai uang dan jaringan sekalinya, kita bisa berhasil seandainya punyai kemauan dan usaha keras dalam raih arah.


4. Pimpinan Bermutu Sanggup Menarik Orang Lain


Sama seperti yang saya singgung pada awal, pimpinan berkharisma di sinetron Start-Up tidak cuman Search engine optimization Dal-mi saja, tetapi Won In-jae. Nam Do-san dan dua temannya bisa saja pilih Dal-mi daripada In-jae, tetapi bukan bermakna In-jae pimpinan yang jelek.


Waktu itu harus dianggap, langkah In-jae meng-approach Do-san dan yang lain berkesan "songong" daripada Dal-mi yang condong memelas. Tetapi kecuali dari itu, In-jae punyai pengetahuan, pengalaman, dan goals yang pasti menjadi CEO yang berkharisma.


Hal tersebut bisa dibuktikan dari 4 bekas partnernya di perusahaan lama ayahnya "Morning Grup", yang ikhlas resign dari kantor itu untuk tergabung bersama In-jae meniti perusahaannya dari bawah. Tidak itu saja, In-jae juga dianggap oleh Shin Hyeon dan Shin Jeong selaku pimpinan yang pintar.


Perlu dicatat, Shin Hyeon dan Shin Jeong ialah "Bounty Hunter", yang cuman mengikut persaingan untuk uang. Tetapi pada akhirnya mereka siap mengikut In-jae secara tetap sebab takjub dengan karismanya.


Jika seorang Bounty Hunter saja tergerak oleh figur Won In-jae, bermakna benar ada hal istimewa yang mereka saksikan pada diri In-jae.


5. Tidak Memutus Suatu hal Tidak berhasil atau Sukses Begitu Cepat


Sesudah 4 kelebihan In-jae saya sebut, di point kelima ini saya akan mengulas salah satunya kekurangan In-jae yang cukup kerap diperlihatkan dalam sinetron Start-Up ini. Ya, kekurangan In-jae ialah begitu cepat memutus sesuatu hal akan sukses atau tidak berhasil.


Ini bisa dibuktikan di adegan awalnya di mana In-jae yang hidup nikmat sebab pilih mengikut ibu kandungnya, langsung men-judge adiknya Search engine optimization Dal-mi yang hidup dalam kemiskinan sebab pilih turut ayahnya. Tetapi sebenarnya, hidup In-jae tidak seindah keliatannya, dan kebalikannya dengan hidup Dal-mi.


Lalu, kekurangan In-jae ini kembali lagi dipertunjukkan saat dia satu team dengan Shin Hyeon dan Shin Jeong yang notabene ialah pengembang terhebat. Dia langsung merendahkan Samsan Tech pimpinan Dal-mi dan Do-san dengan menjelaskan jika team mereka tidak punyai keinginan bisa lolos. Tetapi kenyataannya, Samsan Tech dan In-jae Company ke-2 nya sukses masuk di "SandBox".


Dari episode dan sikap In-jae itu, kita disarankan supaya tidak jumawa walau di atas kertas kita jauh lebih baik. Begitupun saat status kita semakin lebih rendah dibandingkan seseorang, kita jangan pesimis. Seperti kata "Impossible" (Mustahil bisa), yang jika dibaca dari bagian lain menjadi "Im Possible" (Saya dapat).

Mga sikat na post sa blog na ito

Financiers worldwide have actually been actually attempting to change their portfolios

hese nanometre-sized balls made from silica or even hafnium dioxide

Lapas Cibinong Bogor Kembali Buka Kunjungan Secara Tatap Muka